Kamis, 10 Maret 2011





Jakarta - Bicara soal pelumas mesin motor, ternyata cukup banyak motormania yang masih bingung. Tak heran kalau redaksi kerap dibanjiri pertanyaan seputar oli. Seperti apa efeknya terhadap mesin bila suka gonta-ganti oli. Lalu bagaimana cara yang benar jika ingin mengganti oli dengan merek lain. Trus seperti apa dampaknya bila menggunakan oli mobil di motor dan sebagainya.

Nah, biar lebih detail, kami coba membuat beberapa draft pertanyaan seputar oli motor ini. Kemudian kami coba minta bantuan ahlinya untuk menjelaskannya buat Anda. Namun di edisi minggu ini, akan dibahas lebih dulu soal efek jangka pendek maupun jangka panjang terhadap mesin bila sering gonta-ganti oli merek lain.




Sebaiknya lakukan flushing dulu sebelum menuang
 oli baru dengan merek berbeda

Soal yang paling sering dilontarkan pembaca OTOMOTIF ini, M. Abidin, Manager Technical Department Service Division PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) mengatakan bahwa tidak akan terlalu berdampak negatif terhadap mesin. Dengan catatan selama grade dan kelasnya sama.

“Namun sebaiknya gunakan merek yang setara di pasaran. Dan perlu dipahami bahwa fungsi oli bukan hanya sebagai pelumas. Tapi juga sebagai perendah efek gesekan, untuk mendinginkan, sebagai penyekat/sealing, buffer (penahan impact yang besar) atau stress dissipation, mencegah karat serta membersihkan kotoran di dalam mesin,” tambahnya.

Perhatikan spek oli yang hendak ditebus dengan
teliti. Mulai dari API Service, SAE maupun JASO-nya
Sedang tanggapan dari Sarwono Edhi, Tecnical Service Training Manager PT Astra Honda Motor (AHM), bilang dalam pemilihan oli hendaknya memperhatikan spesifikasi untuk mesin motor dimaksud. “Mulai SAE, API Service serta JASO-nya,” ujar Edhi.

Akan tetapi, lanjut Edhi, tiap produsen terkadang punya tambahan aditif tertentu untuk menunjang performa dari oli tersebut. Sehingga ia menyarankan hendaknya konsumen tidak sering menggonta-ganti oli beda merek. Karena dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kinerja oli tersebut terhadap mesin.

Reiner Sitorus, Senior Manager Spare Parts & Service Dept. Marketing Division PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) pun senada Edhi. “Soalnya dikhawatirkan kalau formula aditifnya berlainan, ketika tercampur (oli lama dengan oli baru beda merek) akan membuat kinerja oli barunya jadi tak sempurna. Boleh-boleh saja sih ganti oli lain merek. Asalkan speknya sesuai dan sebelum menuang oli baru, yang lama sebaiknya di-flush lebih dulu,” saran Reiner.

Lantas apa efeknya bila menggunakan oli dengan grade yang tidak sesuai (lebih rendah atau lebih tinggi) dari anjuran pabrik? Kata Abidin, pabrikan pastinya punya tujuan tertentu dalam merekomendasi mesin hasil produksinya dengan oli yang direkomendasi.

“Pengaruh paling terasa adalah ‘konsumsi oli’ dan dampak penggunaan oli terhadap konsumsi bahan bakar. Namun grade rendah belum tentu gak cocok. Tergantung peruntukan mesin itu sendiri. Sebalik grade lebih tinggi juga belum tentu cocok,” tambah Abidin. Hal tersebut, lanjutnya, belajar dari kasus keluhan konsumen yang pihaknya alami.

"Konsumen kami itu memiliki mobil Eropa pengguna oli bermerek terkenal. Sisa oli mobilnya itu digunakan untuk sepeda motor sportnya. Tapi akibatnya motor tidak bisa ‘lari’ lantaran kopling selip. Karena oli mahal untuk mobil biasanya terdapat Logo ‘DONUT’ yang bertuliskan ‘CONSERVING II’. Itu artinya kadar additive (teflon), persentasenya lebih banyak dari oli biasa. Dampaknya pada kopling sepeda motor bebek atau sport yang terendam, akan selip karena tidak dirancang menggunakan oli tersebut,” tutur Abidin.

Lain halnya yang dikatakan Edhi. “Oli dirancang untuk mesin tertentu yang disesuaikan dengan toleransi celah antar part, suhu yang bekerja dan beban kerja dari mesin tersebut. Apabila grade oli tersebut tidak sesuai dikhawatirkan bisa berpegaruh terhadap kinerja dari mesin tersebut,” tukasnya.

"Grade biasanya menentukan oli tersebut cocoknya untuk mesin seperti apa. Soalnya makin ke sini mesin dirancang makin presisi. Sehingga butuh oli dengan grade yang sesuai peruntukkannya. Sebab kalau pakai oli yang diperuntukkan buat mesin motor keluaran lama, bisa berdampak negatif pada mesin itu sendiri ," timpal Reiner.

Sumber asli by : motorplus copy paste dari Blognya YMB



1 komentar:

Total Kunjungan

Label

Yamaha Xeon Club Bogor 2011. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Text


BAGAIMANA CARA IKUTAN DI YXCB?? MUDAH BROTHER!!!

sebagaimana telah di lihat bahwa ini adalah klub motor yang identik dengan motor xeon maka syarat utama adalah memiliki MOTOR XEON.
dan sebagaimana telah dilihat bahwa ini merupakan wadah berkumpul dan wadah sosial maka syarat berikutnya adalah MAU BERSOSIALISASI ( ini bertahap sih, yang diem aja jadi gahar biasanya :P ).

ok sekarang bagaimana cara ikut serta??? GAMPANGG!!

PERTAMA !!! siapin diri, cuci motornya, KEDUA!! langsung datang aja ke

"seberang pom bensin warung jambu di pelataran toko furniture"

setelah itu baru kita bersosialisasi dan diusahakan mengikuti kumpul-kumpul wajib dengan sangat ikhlas, mudah-mudahan dengan ikhlas apa yang kita lakukan itu tidak percuma. dan kita juga tidak mengekang sama sekali.

atau isi keterangan diri di halaman "Gabung Yuk" atau klik DISINI maka kita akan menghubungi sampean

sekali lagi, what are you waiting for?? kita buat semakin rame bogor dengan hadirnya YXCB dan jadilah bagian dari itu. karena tidak hanya sekedar kumpul bro, berbagai acara dapat kita susun bareng-bareng dari acara sosial sampe acara senang-senang!!!! jalan-jalan??? jangan bilang bikers kalo gak jalan-jalan cuman ngumpul!! hwkwkwkw.. see you brother..

BlogRoll 2

    wajib di kunjungi

    • Halo gan n sist, udah lama nih gak posting . he he he. maklum miminnya agak-agak sibuk nih.... pada postingan ini mimin mau sharing kegiatan anak-anak YMB...
      9 tahun yang lalu